Liputan6.com, Jakarta Pasar emas telah berhasil menembus level USD 2.000 pada minggu kemarin. Dan ini menjadi sinyal bahwa harga emas akan mengakhiri minggu kedua berturut-turut di wilayah positif. Namun, para analis mengatakan bahwa momentum emas masih terbatas, dan harga tidak mungkin menembus level resistensi saat ini karena Federal Reserve Bahkan bank sentral di beberapa belahan dunia menjadikan emas sebagai tempat menyimpan uang. Akhir pekan lalu, harga emas melanjutkan penguatan. Harga emas berjangka untuk pengiriman Agustus 2020 di bursa Comex menguat 0,55 persen di 1.780,30 dollar AS per ons troi. Sedangkan harga emas spot naik 0,43 persen di 1.771,29 dollar AS per ons troi.
Ternyata Ini Biang Kerok Harga Emas Terus Merosot. Harga emas dunia menutup akhir pekan kemarin di zona merah dan meninggalkan level US$ 1.900 per ons. Hal itu juga membuat harga emas Antam di dalam negeri masih berada di tren penurunan. Melansir Kitco, Minggu (8/5/2022), harga emas berjangka Comex Juni pada penutupan Jumat kemarin berada di

Harga emas ini telah naik 2,5% sepanjang Juli ini. Sedangkan harga emas berjangka AS naik 0,5% menjadi USD 1.971,10 per ons. Kebalikan dari harga emas, indeks dolar AS menuju penurunan bulanan kedua berturut-turut. Tentu saja pelemahan dolar AS ini membuat emas lebih menarik bagi investor pemegang mata uang lainnya.

Harga emas spot saat ini berjarak sekitar $30 dari rekor tertinggi yang disentuh pada awal tahun. Emas didukung oleh ekspektasi pivot Fed, siap naik November Para pejabat Fed mengatakan dalam komentar terpisah semalam bahwa bank perlu lebih berhati-hati dalam mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama, dan landainya inflasi dapat memacu . 445 35 357 5 315 50 318 55

harga emas dunia real time